UMPAMA
Umpama atau pepatah adalah sebuah nasihat yang berbentuk pepatah yang penyampaiannya diungkapkan seperti pantun.
Kalimat kedua sebagai pesan atau makna yang akan disampaikan. tetapi kadang juga kalimat kedua ini tidak ada maknanya, sehingga makna atau pesan yang akan disampaikan dapat disesuaikan dengan situasi atau tujuan pesan itu yang sesuai dengan umpama yang sampaikan.
Pesan atau makna dari pada umpama juga bisa dikaitkan dengan keadaan.
Umpama sebagai pepatah pada umumnya disampaikan secara langsung (bertatap muka), penyampaiannya pun memiliki seni supaya enak di dengar dan mudah dimengerti.
Contoh-contoh Umpama Batak
Ansimun sada holbung dohot pege sangkarimpang > Timun satu lembah dan jahe satu keranjang
Manimbung rap tu toru, mangangkat rap tu ginjang > jatuh sama -sama dan naik juga sama-sama
Sabur bintang, sabur maropot-opot > bintang berserakan, berserakan banyak sekali
Ai naung oroan di sae na pe ti nopot > kalau sudah bertunang jangan dilamar
Sae dijolo, potpot dipudi > Terang didepan, rimbun dibelakang
Songon pamolusan ni gaja > seperti bekas lewat gajah
Molo balga binanga, balga dekkena > Kalau luas sungainya, besar juga ikannya
Molo metmet binanga, metmet dekkena > Kalau kecil sungainya, kecil juga ikannya
maknanya : Besar kecilnya hukuman seseorang tergantung dari besar kecilnya kesalahannya. (hukum)
Besar kecilnya kesuksesan seseorang tergantung dari besar kecilnya usahanya. (ekonomi)
Besar kecilnya pesta seseorang tergantung dari besar kecilnya adat yang diikuti. (adat)
Mambahen tata naung masak > Jadi mentah yang sudah dimasak
Marimbulu naung tinutungan > Jadi berbulu yang sudah dibakar
Mangangkat naung tinaggoan > melonpat yang sudah di cincang/dipotong-potong
maknanya : menyangkal atau mengingkari perjanjian yang telah disepakati
Hinurpas dinding, sinigat oma > dinding diketok, ilalang ditelusuri
Molo ro tuhas, uari daonna > kalau ada curiga, sumpah yang menenangkan hati
Dapot do imbo dibahen soarana > Dapat monyet karena suaranya
Jala dapot ursa dibahen bogasna > dapat rusa karena jejaknya
Umpama pada umumnya memiliki dua kalimat, yaitu :
Kalimat pertama sebagai sampiranKalimat kedua sebagai pesan atau makna yang akan disampaikan. tetapi kadang juga kalimat kedua ini tidak ada maknanya, sehingga makna atau pesan yang akan disampaikan dapat disesuaikan dengan situasi atau tujuan pesan itu yang sesuai dengan umpama yang sampaikan.
Pesan atau makna dari pada umpama juga bisa dikaitkan dengan keadaan.
Umpama sebagai pepatah pada umumnya disampaikan secara langsung (bertatap muka), penyampaiannya pun memiliki seni supaya enak di dengar dan mudah dimengerti.
Contoh-contoh Umpama Batak
Ansimun sada holbung dohot pege sangkarimpang > Timun satu lembah dan jahe satu keranjang
Manimbung rap tu toru, mangangkat rap tu ginjang > jatuh sama -sama dan naik juga sama-sama
Sabur bintang, sabur maropot-opot > bintang berserakan, berserakan banyak sekali
Ai naung oroan di sae na pe ti nopot > kalau sudah bertunang jangan dilamar
Sae dijolo, potpot dipudi > Terang didepan, rimbun dibelakang
Songon pamolusan ni gaja > seperti bekas lewat gajah
Molo balga binanga, balga dekkena > Kalau luas sungainya, besar juga ikannya
Molo metmet binanga, metmet dekkena > Kalau kecil sungainya, kecil juga ikannya
maknanya : Besar kecilnya hukuman seseorang tergantung dari besar kecilnya kesalahannya. (hukum)
Besar kecilnya kesuksesan seseorang tergantung dari besar kecilnya usahanya. (ekonomi)
Besar kecilnya pesta seseorang tergantung dari besar kecilnya adat yang diikuti. (adat)
Mambahen tata naung masak > Jadi mentah yang sudah dimasak
Marimbulu naung tinutungan > Jadi berbulu yang sudah dibakar
Mangangkat naung tinaggoan > melonpat yang sudah di cincang/dipotong-potong
maknanya : menyangkal atau mengingkari perjanjian yang telah disepakati
Hinurpas dinding, sinigat oma > dinding diketok, ilalang ditelusuri
Molo ro tuhas, uari daonna > kalau ada curiga, sumpah yang menenangkan hati
Dapot do imbo dibahen soarana > Dapat monyet karena suaranya
Jala dapot ursa dibahen bogasna > dapat rusa karena jejaknya